“Proyek sudah selesai, laporan dikirim, tapi bulan depan… kita masih bisa gaji staf nggak ya?”
Kalimat itu mungkin terdengar akrab bagi banyak lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO) di Indonesia. Kita bekerja untuk isu penting, berdampak bagi masyarakat, tapi di sisi lain selalu dikejar kekhawatiran soal keberlanjutan.
Masalahnya bukan semata kurangnya dana. Sering kali, kita terjebak dalam pola pikir lama bahwa organisasi yang baik adalah yang “overhead-nya kecil.” Padahal, efisiensi yang berlebihan justru bisa membuat organisasi “lapar” dan tidak punya tenaga untuk berkembang.
Mengubah Cara Pandang: Keuangan Adalah Strategi, Bukan Sekadar Administrasi
Modul Keuangan Strategis dari Re.Search menyebutkan bahwa salah satu kunci ketangguhan LSM/NGO terletak pada cara kita memandang dan mengelola uang. Keuangan bukan hanya soal mencatat pemasukan dan pengeluaran proyek, tapi bagaimana organisasi menyiapkan diri untuk jangka panjang, bahkan saat pendanaan berhenti.
Inilah yang disebut keuangan strategis (strategic finance):
- Mengelola uang bukan hanya agar “cukup,” tapi agar mendukung pertumbuhan organisasi.
- Menyusun anggaran yang berpihak pada misi dan kesejahteraan tim, bukan hanya memenuhi proposal donor.
- Membangun cadangan operasional (LUNA – Liquid Unrestricted Net Assets) agar organisasi bisa tetap berjalan di masa sulit.
- Melakukan diversifikasi pendapatan, sehingga tidak tergantung pada satu donor saja.
Dengan cara pandang ini, LSM/NGO tidak lagi hidup dari proyek ke proyek, tapi bisa merancang masa depannya sendiri.
Mengukur Kesehatan Keuangan, Mengukur Ketangguhan
Bagaimana tahu apakah keuangan organisasi kita sudah “sehat”?
Ada beberapa indikator sederhana tapi penting, misalnya:
- Seberapa besar ketergantungan kita pada satu donor;
- Apakah kita punya cadangan operasional minimal tiga bulan;
- Seberapa besar dukungan biaya untuk fungsi-fungsi pendukung seperti keuangan, SDM, dan komunikasi;
- Apakah anggaran program realistis dan mampu menutup kebutuhan operasional.
Indikator-indikator ini membantu LSM/NGO menilai posisi mereka saat ini, apakah sudah aman, perlu perhatian, atau bahkan harus segera ambil tindakan. Dengan memahami kondisi ini, organisasi bisa lebih percaya diri mengambil langkah penguatan yang tepat.
Overhead Bukan Beban, Tapi Napas Organisasi
Banyak LSM/NGO merasa “bersalah” jika harus mengalokasikan biaya untuk tim keuangan, pelatihan staf, atau sistem administrasi. Padahal, inilah investasi jangka panjang agar organisasi bisa beroperasi secara profesional dan dipercaya oleh mitra maupun donor.
Tanpa sistem yang kuat, program yang hebat pun tidak akan bertahan lama. Karena itu, Re.Search menekankan pentingnya melihat overhead bukan sebagai pengeluaran sia-sia tapi sebagai oksigen organisasi.
Langkah Nyata: Belajar Mengelola Keuangan dengan Cara Baru
Untuk membantu LSM/NGO membangun fondasi finansial yang kokoh, Yayasan PLUS melalui inisiatif Re.Search menghadirkan:
Pelatihan Re.Search: Pengelolaan Keuangan Strategis untuk Organisasi Masyarakat Sipil - 11–13 November 2025 | Jakarta
Selama tiga hari, peserta akan:
- Mempelajari konsep dan indikator keuangan strategis dari modul Re.Search.
- Berlatih menyusun anggaran jangka panjang yang realistis dan adaptif.
- Belajar membaca laporan keuangan bukan hanya untuk donor, tapi untuk pengambilan keputusan strategis.
- Menyusun strategi cadangan operasional dan diversifikasi pendanaan agar organisasi lebih tangguh.
Pelatihan ini dirancang bukan hanya untuk staf keuangan, tapi juga untuk pimpinan organisasi dan pengambil keputusan agar strategi keuangan menjadi bagian dari strategi organisasi secara menyeluruh.
Kontribusi Biaya:
- Reguler: IDR 3,500,000/orang (1–3 peserta per organisasi)
- Bantuan pendanaan: tersedia untuk LSM/NGO kecil–menengah (cukup isi formulir pendaftaran)
Mari belajar mengelola keuangan dengan cara yang lebih strategis.
Daftar sekarang di: Formulir Pendaftaran Pelatihan Re.Search
