Menu

4 Cara Membumikan Isu di Tengah Kebisingan Informasi

2 Februari, 2023

Perubahan di era digital saat ini terjadi begitu cepat. Ditambah dengan semakin maraknya media sosial, masyarakat seakan dipaksa untuk terus mengikuti perkembangan yang ada di sekitar mereka. Masyarakat disuguhi berbagai informasi secara terus menerus, mulai dari berita hingga trend dari dalam maupun luar negeri, dalam kurun waktu yang singkat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi isu-isu yang dianggap kurang populer dan “sulit” untuk dipahami.

Lalu, bagaimana Organisasi Masyarakat Sipil atau Civil Society Organization (CSO) mencari celah untuk tetap relevan dengan kondisi tersebut? Tentu perlu ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk dapat tetap eksis ditengah derasnya arus informasi, terutama di kanal-kanal komunikasi organisasi Anda seperti media sosial. Berikut empat kunci yang dapat diterapkan organisasi Anda dalam menyuarakan isu agar dapat menyentuh target audiens.

Kenali Audiens

Mengenal audiens pada kanal informasi menjadi penting untuk tidak hanya memahami karakteristik tetapi juga mengetahui betul isu apa yang berarti bagi mereka. Polling atau survey sederhana di media sosial dapat menjadi tahap awal bagi organisasi Anda untuk mendapatkan gambaran audiens secara umum.

Upaya-upaya untuk meningkatkan komunikasi antara organisasi dengan audiens juga dapat dilakukan. Audiens adalah komunitas yang patut direkognisi karena mereka tidak hanya berperan sebagai sekelompok pendengar semata. Membuka ruang diskusi dengan audiens dapat menciptakan jalur komunikasi dua arah. Audiens juga akan merasa lebih terlibat dan terapresiasi.

Contohnya, jika organisasi Anda menggunakan Instagram. Anda dapat membuka diskusi di kolom komentar, menggunakan fitur Questions Sticker dimana audiens dapat memberikan jawaban atas pertanyaan Anda, sehingga memunculkan diskusi singkat dengan pembaca.

Identifikasi Isu dan Tren

Topik-topik yang sedang hangat seringkali cukup mendominasi perbincangan di berbagai media. organisasi Anda dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menghubungkannya dengan isu yang menjadi fokus. Dengan membawa perspektif baru dari topik tersebut dapat memperkaya konten yang diberikan, tetapi tetap relevan dengan apa yang sedang hangat dibicarakan saat ini. Contohnya, isu ekonomi yang dihubungkan dengan isu lainnya seperti perspektif ketahanan pangan.

Trend tidak hanya berlaku pada tajuk tertentu saja, tetapi juga kepada inovasi-inovasi digital yang marak digunakan. Misalnya, penggunaan video pendek Reels pada media sosial Instagram hingga Tik Tok untuk menjangkau target audiens tertentu seperti generasi Z. Perlu menjadi catatan bahwa penyesuaian nilai dan branding dari organisasi Anda tetap penting untuk diperhatikan. Jangan sampai isu maupun trend tersebut ternyata tidak sesuai dan justru bertolak belakang dengan image yang ingin dibangun organisasi.

Mengukur Dampak

Konteks dampak yang diukur tidak hanya hasil dari sebuah program maupun kegiatan yang dilakukan oleh organisasi, tetapi juga fokus kepada efektivitas dari konten tersebut. Pengukuran dampak ini dititik beratkan pada melihat secara mendalam pesan apa yang sekiranya diterima dengan lebih baik dibanding pesan lainnya.

Selain itu, dengan pengukuran dampak Anda dapat mengetahui metode apa yang sebaiknya digunakan untuk menyasar target audiens. Dengan adanya proses pengukuran dampak atau evaluasi ini, organisasi Anda dapat merancang strategi selanjutnya berdasarkan data-data yang ada. Membandingkan konten mana yang berjalan dengan baik dan tidak melalui insights dan likes, dapat menjadi langkah awal yang baik untuk organisasi Anda.

Kolaborasi dengan Berbagai Pihak

Kerjasama antara organisasi Anda dengan pemangku kepentingan lainnya dapat meningkatkan pengaruh akan isu yang ingin diangkat. Menggabungkan dua audiens dari organisasi yang berbeda dapat memberikan pengaruh yang lebih besar. Organisasi dapat menggali kesempatan kolaborasi dengan pemangku kepentingan atau organisasi lain untuk mengangkat suatu isu yang diamini bersama.

Salah satu kampanye menarik yang dapat menjadi inspirasi adalah kampanye #TheRealChallenge oleh UNICEF dan Uni Eropa dalam rangka peringatan 30 tahun Convention on the Rights of the Child (CRC30). Menyasar anak-anak dan remaja, kampanye ini dilaksanakan pada platform media sosial yang memiliki lebih dari 500 juta pengguna: TikTok. #TheRealChallenge mengajak anak muda untuk mereplikasi empat video bertema seputar isu hak-hak anak, yaitu pekerja anak, perundungan, kesetaraan gender dan keluarga. Anak muda diajak untuk untuk menempatkan diri seolah-olah mereka berada situasi nyata, yang sebenarnya dialami sendiri oleh teman sebaya mereka di belahan dunia lain. Kampanye ini juga turut melibatkan influencer dan content creator lokal untuk berpartisipasi.

Hasilnya, video-video tersebut telah mencapai 462 juta views di 41 negara, dibagikan lebih dari 1,2 juta kali dan menghasilkan 95 ribu video replikasi. Kesuksesan tersebut tidak terlepas dari pemahaman akan audiens target serta tren yang ada saat ini. Dengan strategi yang matang serta pelibatan berbagai pihak pendukung, kampanye dengan isu-isu spesifik tentu dapat diterima oleh target audiens dengan baik.

Melalui beberapa tips sederhana ini, CSO dapat mengimplementasikannya sebagai salah satu strategi komunikasi. Perlu diingat, informasi yang baik adalah informasi yang tersampaikan kepada target audiens. CSO perlu berusaha untuk mendapatkan atensi lebih dari masyarakat untuk semakin membumikan narasi penting yang ingin dibawa, diantara isu-isu lainnya yang beredar saat ini.

Sumber: https://www.rosesareblue.tv/branded-digital/social-media-campaign-therealchallenge-for-european-union-unicef-global

https://www.mutant.be/projects/the-real-challenge/CommunicationNonprofit

Share this page

facebook twitter linkedin whatsapp messenger telegram gmail outlook email

cross