Menu
blog
Merawat Makna dalam Monitoring & Evaluasi

Merawat Makna dalam Monitoring & Evaluasi

Oleh
Admin
22 Desember 2025
4 menit baca
Monitoring & Evaluasi

Ngopi Cakep kembali menjadi ruang belajar bersama yang hangat dan reflektif. Kali ini, diskusi mengangkat tema Monitoring & Evaluasi yang Membumi: Dari Laporan ke Cerita Perubahan, dengan menghadirkan Yulianto Dewata, Praktisi Monitoring & Evaluation dari Causal Pathways Initiative, sebagai narasumber.

Kegiatan ini diikuti oleh praktisi program, peneliti, pegiat organisasi masyarakat sipil, hingga inisiatif komunitas yang sehari-hari bergulat dengan pelaporan, monitoring, dan evaluasi program. Diskusi tidak berhenti pada aspek teknis, tetapi menukik pada satu pertanyaan penting: bagaimana monitoring dan evaluasi benar-benar membantu kita memahami perubahan yang terjadi di lapangan, bukan sekadar memenuhi kewajiban laporan?

Monitoring & Evaluasi Bukan Sekadar Laporan

Dalam pemaparannya, Yulianto menegaskan bahwa banyak praktik M&E masih terjebak pada pelaporan berbasis angka dan output. Padahal, khususnya pada program sosial dan pemberdayaan, perubahan sering kali bersifat bertahap, kontekstual, dan tidak selalu langsung terlihat saat program selesai.

Program berdurasi pendek, misalnya tiga hingga empat bulan umumnya baru menghasilkan output, bukan outcome apalagi impact. Cerita perubahan yang bermakna justru sering muncul ketika ada jarak waktu, refleksi, dan kunjungan ulang ke lapangan. Karena itu, ekspektasi terhadap M&E perlu disepakati sejak awal: perubahan apa yang realistis untuk ditangkap, dan kapan waktu yang tepat untuk menangkapnya.

Dari Angka ke Narasi: Menghidupkan Data

Salah satu benang merah diskusi adalah kegelisahan peserta terhadap laporan yang “kering”: tabel, persentase, dan grafik yang sulit menjelaskan apa arti perubahan bagi penerima manfaat. Yulianto menekankan pentingnya narasi perubahan untuk memberi konteks dan makna pada data kuantitatif.

Narasi ini tidak harus selalu kompleks. Refleksi singkat peserta pelatihan, testimoni audio atau video, hingga cerita sederhana dari kader lapangan dapat menjadi pintu masuk untuk memahami:

  • apa yang berubah,
  • mengapa perubahan itu terjadi,
  • dan bagaimana intervensi program berkontribusi terhadap perubahan tersebut.

Dengan cara ini, data tidak hanya “berbunyi”, tetapi juga bercerita.

Most Significant Change dan Outcome Harvesting

Diskusi juga membahas dua pendekatan kualitatif yang sering digunakan dalam M&E: Most Significant Change (MSC) dan Outcome Harvesting.

Yulianto menjelaskan bahwa MSC sangat kuat untuk menangkap makna perubahan dari sudut pandang penerima manfaat. Namun, MSC bukan pengganti laporan utama kepada donor. Cerita perubahan lebih tepat diposisikan sebagai lampiran atau penguat, yang melengkapi kerangka akuntabilitas formal.

Sementara itu, Outcome Harvesting menawarkan ruang untuk menangkap perubahan yang diharapkan maupun tidak diharapkan, termasuk outcome negatif atau konflik yang muncul sebagai dampak tidak langsung program. Kombinasi kedua pendekatan ini memungkinkan organisasi melihat perubahan secara lebih utuh, baik yang selaras dengan rencana, maupun yang muncul di luar asumsi awal.

Theory of Change Bukan Kitab Suci

Isu penting lain yang mengemuka adalah relasi antara cerita perubahan dan Theory of Change (ToC). Dalam praktik, ToC sering kali disusun di awal proyek, lalu jarang ditinjau ulang. Yulianto menegaskan bahwa MSC tidak harus selalu inline dengan ToC. Namun, jika ToC digunakan, tim program dapat menyepakati domain of change sebagai kerangka analisis di tahap pengolahan data. Namun, pada tahap penggalian cerita, penerima manfaat tidak perlu diarahkan untuk bercerita sesuai ToC. Cerita yang muncul di luar domain justru sering membuka unintended outcomes yang penting sebagai bahan pembelajaran.

Pendekatan ini menempatkan M&E sebagai proses belajar, bukan alat pembenaran rencana.

Menggali Perubahan yang Tak Terlihat

Banyak peserta juga menyoroti tantangan menggali perubahan yang bersifat “tidak terlihat” (invisible change), terutama pada program yang bekerja tidak langsung dengan masyarakat, misalnya melalui pemerintah daerah atau lembaga perantara.

Dalam konteks ini, Yulianto menekankan pentingnya pertanyaan yang tepat dan ruang cerita yang aman. Outcome Harvesting, dengan pertanyaan eksplisit tentang aktor pendukung dan penghambat perubahan, dinilai efektif untuk mengungkap dinamika relasi, kekuasaan, dan konteks yang sering luput dari indikator kuantitatif.

M&E sebagai Proses yang Membumi

Melalui Ngopi Cakep ini, satu pesan kunci mengemuka: Monitoring dan evaluasi yang baik adalah yang membumi, dekat dengan realitas lapangan, terbuka pada kompleksitas, dan berani mengakui tantangan.

Cerita perubahan tidak harus selalu manis. Justru dari ketegangan, konflik, dan outcome yang tak terduga, organisasi dapat belajar dan memperbaiki desain program ke depan.

Bagikan ke :

Share this page

facebook twitter linkedin whatsapp messenger telegram gmail outlook email

cross