Menu

Merayakan Peran Perempuan melalui Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI)

8 Maret, 2024

Setiap tanggal 8 Maret, dunia memperingati Hari Perempuan Internasional sebagai momen untuk merayakan prestasi, menghargai kontribusi, dan menyoroti isu-isu yang masih dihadapi perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia, peringatan ini juga menjadi kesempatan untuk menyoroti peran organisasi yang berjuang untuk pemberdayaan perempuan. Salah satu organisasi yang berperan penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia adalah Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI).

Latar Belakang Berdirinya Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI)

Gambar 1. Dokumentasi Kegiatan HAPSARI

HAPSARI lahir secara de facto mulai dari tahun 1990. Organisasi ini lahir dari semangat perjuangan pribadi pendirinya, yaitu Laili Zailani, seorang perempuan yang telah merasakan sendiri kerasnya kehidupan di Desa Sukasari, Medan, Sumatera Utara. Berdirinya HAPSARI tidak lepas dari kisah perjalanan hidup Laili. Ia tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan larangan dan ketidakadilan terhadap perempuan. Sebagai seorang perempuan, Laili telah merasakan secara langsung larangan-larangan yang diberlakukan padanya hanya karena ia seorang perempuan. Larangan untuk memakai celana panjang atau bahkan bergaul dengan teman-teman yang tidak sekolah adalah sebagian dari pengalaman yang membentuk kesadaran Laili akan perlunya perubahan.

Kisah tragis yang dialami ibunya, yang meninggal karena masalah kesehatan reproduksi, juga menjadi pemicu Laili untuk mencari jalan keluar dari situasi yang membatasi dirinya. Dia memulai dengan mendirikan sebuah kelompok perwiritan di rumahnya, yang bertujuan untuk memberikan ruang bagi perempuan untuk berkumpul, berbicara, dan mendukung satu sama lain.

Membangun Kelompok Perempuan Berdaya

Gambar 2. Dokumentasi Kegiatan HAPSARI

Dari keinginannya untuk memberdayakan perempuan dan anak-anak di sekitarnya, Laili memulai perjalanannya dengan mendirikan Sanggar Belajar Anak. Meskipun awalnya tidak memiliki pengalaman dalam mengajar, Laili memanfaatkan pengetahuannya dalam agama dan keberaniannya berbicara untuk mengajarkan anak-anak di desanya. Dengan tekad dan semangatnya, Sanggar Belajar Anak mulai berkembang dan menjadi tempat yang aman bagi anak-anak untuk belajar dan berkembang.

Perjuangan Bersama melalui HAPSARI

Gambar 3. Dokumentasi Kegiatan HAPSARI

Berpindah fokus dari pendidikan anak-anak, Laili dan rekan-rekannya kemudian meresmikan HAPSARI pada tahun 1997. Sebagai sebuah organisasi yang fokus pada pemberdayaan perempuan, HAPSARI mempunyai visi untuk memberikan ruang ekspresi dan keberanian bagi perempuan untuk berbicara dan bergerak. HAPSARI juga memperjuangkan hak-hak perempuan, serta menawarkan tempat bagi perempuan untuk bersatu dan saling mendukung.

Salah satu hal yang membedakan HAPSARI adalah pendekatannya yang inklusif. Mereka tidak hanya membahas isu-isu tertentu yang dianggap penting, tetapi juga menciptakan ruang untuk berbagai macam isu yang berkaitan dengan perempuan, seperti kekerasan, lingkungan, dan pekerjaan rumah tangga. Dengan demikian, HAPSARI berhasil menciptakan sebuah wadah bagi perempuan untuk bersatu dan saling mendukung dalam menghadapi tantangan yang mereka rasakan.

Tantangan dan Perjuangan

Gambar 4. Dokumentasi Kegiatan HAPSARI

Perjalanan Hapsari tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi banyak tantangan, termasuk stigma dan ketidaksetujuan dari masyarakat sekitar. Pada masa lalu, Hapsari sering disamakan dengan organisasi-organisasi yang dibubarkan oleh pemerintah, sehingga mereka harus berhati-hati dalam melangkah dan mengorganisir kegiatan mereka.

Tantangan yang dihadapi oleh Hapsari juga mencakup kesulitan dalam mengakses sumber daya, baik itu dalam hal pendanaan maupun dukungan dari pemerintah dan lembaga lainnya. Namun, mereka terus berjuang dan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, perguruan tinggi, organisasi swasta, dan lembaga internasional, untuk mencapai tujuan mereka dalam pemberdayaan perempuan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh Hapsari adalah bagaimana menjadikan isu-isu yang mereka perjuangkan menjadi perhatian utama dalam kebijakan publik dan mendapatkan dukungan yang lebih luas dari masyarakat. Mereka juga harus terus berjuang untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dan diskriminasi yang masih ada di masyarakat.

Dalam menghadapi tantangan ini, kerjasama antara organisasi perempuan dan berbagai pihak lainnya menjadi sangat penting. Hapsari terus berusaha untuk membangun kemitraan yang kuat dengan pemerintah, perguruan tinggi, lembaga swasta, dan lembaga internasional, untuk mencapai tujuan mereka dalam pemberdayaan perempuan.

Pencapaian dan Kontribusi

Gambar 5. Dokumentasi Kegiatan HAPSARI

Meskipun menghadapi banyak rintangan, Hapsari telah mencapai banyak hal yang signifikan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Salah satu pencapaian terbesar mereka adalah program "Kelas Perempuan Mandiri Berbudaya (Kelapa Muda) Sumatera Utara", yang diadopsi oleh pemerintah sebagai model inovasi dan menjadi program strategis daerah Provinsi Sumatera Utara tahun 2024 daerah tersebut.

Selain itu, Hapsari juga berhasil membentuk federasi yang melibatkan kelompok-kelompok perempuan di berbagai daerah yang menjadi komunitas anggotanya. Hal ini memungkinkan mereka untuk memiliki suara yang lebih kuat dan memperluas jangkauan pengaruh mereka dalam mengatasi isu-isu yang dihadapi oleh perempuan.

Di tengah perjuangan yang terus berlanjut, Hari Perempuan Internasional menjadi momen penting untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya terus berjuang untuk kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Hapsari, bersama dengan organisasi perempuan lainnya, terus menjadi suara yang kuat dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan membangun masa depan yang lebih baik untuk semua.

Share this page

facebook twitter linkedin whatsapp messenger telegram gmail outlook email

cross