Akhir bulan lalu, kegiatan Ngopi Cakep episode 15 yang diinisiasi oleh Re.Search hadir kembali dengan tema “Komunikasi untuk Meningkatkan Keterlibatan Publik (Public Engagement)” yang mengundang dua narasumber berpengalaman di bidangnya, yaitu Mariska Estelita selaku Communication Lead dari William & Lily Foundation dan Gracia Thomas selaku Marketing & Communications Lead dari Wahana Visi Indonesia.
Gambar 1. Dokumentasi Ngopi Cakep Eps. 15
Kedua narasumber mengupas tuntas mulai dari pengertian public engagement, cara memetakan persona audience suatu organisasi, sampai cara mengemas cerita perubahan menggunakan gaya storytelling. Nah, buat Anda yang ketinggalan sesi Ngopi Cakep kali ini, berikut sekilas rangkuman materinya. Simak sampai tuntas, ya!
Apa itu Public Engagement?
Gambar 2. Dokumentasi Ngopi Cakep Eps. 15
Public engagement adalah upaya untuk melibatkan publik dalam suatu kegiatan atau proses yang sedang dijalankan oleh organisasi. Tujuannya adalah untuk membangun hubungan dan pemahaman yang lebih baik antara organisasi dan audiensnya. Intinya, public engagement adalah bagaimana kita membuat publik bukan hanya sekedar tahu, tapi juga ikut serta dalam segala sesuatu yang kita lakukan. Pertanyaannya, bagaimana caranya?
- Tentukan identitas organisasimu
Sebagai langkah pertama, setiap NGO/CSO perlu memetakan identitasnya sendiri, yang terbagi menjadi poin-poin berikut:
- Tujuan, visi, misi
- Unique selling proposition
- Siapa penerima manfaatnya?
- Apa saja yang dikerjakan?
- Di mana saja fokus areanya?
“Identitas ini penting agar kita fokus dengan strategi komunikasi yang dijalankan dan tidak berpaku hanya kepada ‘angka’ engagement media sosial.” Ucap Gracia Thomas
- Bangun persona audiens organisasimu
Persona audiens adalah profil atau karakter fiksi yang mewakili target audiens suatu organisasi. Persona ini dibuat berdasarkan data dan riset, sehingga dapat menggambarkan karakteristik dan perilaku audiens secara realistis. Pembuatan Identitas dan persona audiens ini penting karena membantu dalam penyusunan strategi komunikasi, sehingga NGO/CSO dapat memahami audiensnya dengan lebih baik. Hal ini akan meningkatkan kemungkinan audiens untuk terlibat dengan konten dan pesan tersebut, sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai.
Berikut komponen-komponen yang bisa Anda pertimbangkan dalam menyusun persona audiens:
- Nama
- Usia
- Pendidikan
- Pendapatan
- Status sosial
- Kehidupan sehari-hari
- Mimpi/keinginanan terbesar
- Tantangan hidup yang dihadapi
- Brand yang biasa digunakan
- Media yang dibaca
- Siapa yang menjadi inspirasi
Berikut adalah beberapa manfaat identitas dan persona audiens untuk menyusun strategi komunikasi:
- Mengembangkan konten yang relevan dan sesuai kebutuhan audiens. Dengan memahami apa yang penting bagi audiens, organisasi dapat membuat konten dengan gaya copywriting dan design yang lebih menarik bagi audiens.
- Mengukur efektivitas komunikasi. Dengan memahami bagaimana audiens berinteraksi dengan konten dan pesan yang dibagikan, organisasi dapat menilai apakah strategi komunikasinya berhasil.
Selanjutnya, ketika Anda sudah menentukan identitas dan persona audiens organisasi Anda, maka ini saat yang tepat untuk mulai mengemas cerita suatu program yang sedang dijalankan menggunakan gaya storytelling yang mampu menggugah dan menyentuh hati setiap audiens yang membaca.
Apa itu Story?
Gambar 3. Dokumentasi Ngopi Cakep Eps. 15
Story (cerita) adalah rangkaian cerita perubahan yang dikemas menjadi sebuah pesan yang menunjukkan bagaimana organisasi Anda telah mengubah kehidupan orang lain (dalam hal ini penerima manfaat atau mitra dampingan) menjadi lebih baik melalui intervensi yang dilakukan suatu program/project.
“Menceritakan perubahan dapat membantu kita untuk melakukan public engagement dengan lebih mudah. Cerita perubahan yang baik akan berfokus pada perubahan positif yang membantu kehidupan penerima manfaat, dan bukan hanya sekedar laporan jalannya suatu kegiatan. “ Ucap Mariska Estelita
Mengapa Penting Bagi Organisasi untuk Membagikan Ceritanya?
Berikut adalah beberapa alasan mengapa kita perlu menceritakan dan mempromosikan cerita kita:
- Untuk menginformasikan publik tentang proyek dan nilai-nilai organisasi. Cerita yang baik dapat membantu orang-orang memahami apa yang organisasi lakukan beserta alasan dibalik adanya program yang dijalankan.
- Untuk membangun branding dan kredibilitas. Cerita yang positif dapat membantu organisasi untuk membangun kepercayaan dan reputasi yang baik.
- Sebagai salah satu nilai tambah untuk menarik pendanaan dari donor. Cerita yang menarik dapat membantu organisasi untuk meyakinkan donor bahwa investasi mereka akan berdampak positif.
Apa itu Storytelling?
Storytelling adalah alat yang kuat yang dapat digunakan untuk melibatkan publik. Cerita yang relevan dapat menarik perhatian orang-orang dari berbagai latar belakang dan demografi. Storytelling juga dapat membantu membangun hubungan, meningkatkan pemahaman, mengembangkan empati, dan memengaruhi perilaku.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita terapkan saat mengemas cerita perubahan menggunakan storytelling:
- Jadilah pendongeng yang baik serta temukan gaya organisasi Anda yang unik dan berbeda dengan organisasi yang lain.
- Komunikasi juga berarti mendengarkan. Dengan menjadi seorang pendengar, Anda dapat mendorong orang lain untuk berbicara tentang diri mereka sendiri.
- Jangan hanya fokus pada angka engagement media sosial. Penting untuk selalu melakukan evaluasi dan terbuka dengan saran serta masukkan yang diberikan oleh audiens.
Semoga artikel ini bermanfaat!